Lewati navigasi

Anatomi Komik Superhero Indonesia

Kita tahu, salah satu genre dalam komik Indonesia adalah komik superhero. Marcel Bonneff dalam disertasinya yang baru diterbitkan di sini lebih dua puluh lima tahun kemudian sebagai Komik Indonesia (KPG, 1998), secara sepintas menyebut genre ini sebagai ”fiksi ilmiah.” Pada umumnya komik jenis ini relatif bebas dari unsur pornografi, bersifat imajinatif, dan para tokohnya acapkali merupakan adaptasi dari komik Barat. Sebagai rasionalisasi kemampuan super yang dimiliki oleh para superhero itu, sering dikisahkan bahwa mereka merupakan makhluk yang berasal dari planet lain, atau manusia bumi yang mendapat kemampuan adidaya dari makhluk planet lain.

Ada beberapa penulis komik superhero terkemuka (khususnya dari generasi sekitar 1970-an) yang saya catat. Mereka adalah Hasmi dengan serial Gundala Putra Petir (adaptasi dari jagoan Amerika, Flash), Wid NS dengan serial Godam (tampaknya terinspirasi oleh Superman), Kus Br. dengan serial Laba-laba Merah (jelas merupakan versi Indonesia dari Spiderman) dan Djoni Andrean dengan serial Laba-laba Maut (tokohnya dilukiskan mirip Spiderman, tapi dengan topeng wajah separuh terbuka). Pada kurun 1970-an hingga akhir 1980-an, mereka bisa dibilang cukup populer. Gundala bahkan pernah difilmkan.

Selain nama-nama di atas terdapat sejumlah komikus yang tidak terlalu produktif mencipta dalam genre ini. RA Kosasih yang dikenal sebagai empu komik wayang tercatat pernah membuat komik superhero dengan tokohnya Sri Asih dan Siti Gahara. Adapun sederet tokoh superhero imajiner lainnya dengan peran yang lebih kecil bisa disebut antara lain: Aquanus, Maza dan Jin Kartubi, Pangeran Mlaar, Sembrani, Macan Kumbang, Laba-laba Mirah (istri Laba-laba Merah), Tira dan Dewi Bulan (istri Macan Kumbang). Tokoh-tokoh itu biasanya hanya dilibatkan sebagai penyerta dalam suatu kisah. Dalam beberapa episode serial Godam bahkan pernah ditampilkan tokoh Sun Go Kong sebagai bintang tamu. Sun Go Kong adalah tokoh siluman kera pembela kebajikan dalam cerita silat Tiongkok.

Seperti layaknya para superhero lainnya, Gundala Putra Petir merupakan jagoan pembela kebenaran yang hobinya membasmi setiap kejahatan yang ia temui. Alkisah, asal-usul Gundala adalah sebagai berikut: tersebutlah seorang pemuda bernama Sancaka, seorang insinyur yang baru patah hati. Dalam galau ia tersambar petir saat berjalan tak tentu arah di jalan raya. Dalam keadaan koma ia tersasar di planet lain dan diangkat anak oleh raja petir, sekaligus diberkati kemampuan super: mampu berlari secepat kilat dan bisa memancarkan geledek dari telapak tangannya. Sejak itulah, di waktu-waktu tertentu, ia tampil sebagai jagoan penumpas kejahatan berpakaian hitam ketat dengan sepatu dan cawat berwarna merah. Wajahnya tertutup topeng, hanya tampak mata dan mulutnya, di sisi topengnya terdapat hiasan seperti sayap burung. Ia adalah kawan mereka yang lemah dan musuh bagi para pencoleng.

Diambil dari naskah selengkapnya di SASTRA INDONESIA DOT COM.

Tinggalkan komentar